Tempat Wisata di Banyuwangi yang Super Instagramable!
Ki Dalang Suwoto Ghozali
Ki Dalang Suwoto Ghozali merupakan dalang kondang asal Porong, Sidoarjo. Ia dikenal sebagai dalang yang piawai memainkan tokoh wayang, serta pandai membuat alur cerita yang menarik dan menghibur penonton.
Sejumlah dalang telah berguru (nyantrik) kepadanya. Salah satunya Ki Dalang Sugilar asal Mojokerto. Diketahui, Ki Dalang Suwoto Ghozali telah berpulang dan dimakamkan di Tawangrejo.
Dalang Wayang Kulit Terkemuka di Jawa Timur
Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang kaya budaya dan seni tradisional, termasuk wayang kulit. Terdapat beberapa dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.
Mereka telah memperkenalkan seni wayang kulit ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara. Berikut lima dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.
Dalang Wayang Paling Terkenal di Indonesia
Diurutan pertama ada sosok Ki Nartosabdo yang merupakan salah satu dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Ia merupakan putra dari Partinoyo, seorang perajin sarung keris asal Jawa Tengah. Perlu diketahui nama asli dalang tersebut adalah Soenarto.
Berikutnya ada Ki Anom Suroto yang merupakan dalang wayang kulit purwa. Ia merupakan pria kelahiran 11 agustus 1948 di Klaten, Jawa Tengah. Keahliannya memainkan wayang ternyata diwariskan oleh sang ayah yakni Ki Sadiyun Harjadarsana.
Bagi pecinta wayang golek pasti tak asing lagi dengan tokoh si Cepot. Perlu diketahui pembuat wayang golek tersebut adalah Asep Sunandar Sunarya, ia sangat populer di jagat wayang golek Indonesia. Tingkahnya yang lucu dan keahliannya dalam memainkan beberapa peran dalam wayang membuat banyak orang yang menyukai dalang tersebut.
Ki Dalang Minto Dharsono
Ki Minto Dharsono atau Suminto adalah dalang wayang kulit terkemuka yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Selain sebagai dalang, Ki Minto Dharsono juga merangkap sebagai pejabat Kepala Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Ia terkenal dengan ceritanya yang pakem dan kebolehannya memainkan tokoh wayang siapapun. Ki Minto Dharsono juga pernah menjadi juara lomba dalang tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan PEPADI Surabaya.
Ia memiliki grup karawitan bernama New Sekargadung. Ki Minto Dharsono sering mengadakan pagelaran wayang kulit yang disiarkan secara langsung melalui saluran YouTube, seperti video live streaming pagelaran wayang kulit "Semar Mbangun Kayangan" pada 2019.
Ki Dalang Sun Syahrin Eko Wahyu Widodo
Ki Sun Syahrin Eko Wahyu Widodo atau lebih dikenal Ki Sun Gondrong (Srinanjoyo) adalah dalang wayang kulit yang merupakan putra tunggal dari sinden legendaris Bu Sayem. Ia berasal dari Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Ki Sun Gondrong mulai menggeluti hobi dalang sejak duduk di bangku SMP, dan darah seni yang mengalir di jiwanya menjadikan karakternya berbeda dengan dalang lainnya. Ia telah menciptakan puluhan judul lagu, termasuk yang cukup populer "Memanik" dan "Titip Kangen".
Ki Sun Gondrong juga memiliki seorang anak perempuan bernama Anting Retno Windhari, yang lebih dikenal dengan Anting Lambangasih. Ia merupakan Duta Provinsi LIDA yang mewakili Yogyakarta.
Ki Dalang Genit Santoso
Ki Dalang Genit Santoso adalah dalang wayang kulit dan campursari yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Ia telah meraih beberapa penghargaan, termasuk 10 Penyaji Terbaik Festival Wayang Kulit Dalang Muda sebanyak tiga kali, Penata Musik Festival Campursari Desa Dongko, Trenggalek.
Ia memiliki karya CD karawitan. Ki Genit dianggap sebagai Dongke legendaris dalam Tradisi Ngitung Batih, karena telah menjadi Dongke sejak 2011. Untuk pertama kalinya, tradisi Ngitung Batih dipusatkan di Kecamatan Dongko dan masih berlangsung hingga saat ini.
Ki Genit merupakan salah satu dalang terkenal dari Jawa Timur yang telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan seni wayang kulit dan campursari di Indonesia.
Wayang kulit adalah salah satu seni tradisional Indonesia yang sangat populer dan terkenal di seluruh dunia. Seni wayang kulit berasal dari budaya Jawa dan Bali. Di Jawa Timur sendiri terdapat lima dalang wayang kulit terkemuka.
Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit binatang, biasanya kulit kerbau, yang telah dikeringkan. Dalam pertunjukan wayang kulit, kisah yang biasanya diceritakan adalah Ramayana dan Mahabharata dalam versi Jawa. Narasi wayang kulit seringkali berkaitan dengan tema utama berupa kebaikan melawan kejahatan.
Wayang kulit juga memiliki gaya tutur dan keunikan yang menjadi maha karya asli dari Indonesia. UNESCO pun telah memasukkan wayang kulit ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada 2003.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalang atau pemain wayang kulit memainkan peran penting sebagai pengendali wayang dan pengisi suara. Dalang juga bertanggung jawab atas cerita dan musik yang dimainkan selama pertunjukan. Wayang kulit biasanya diiringi musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga, serta tembang yang dinyanyikan para pesinden.
Tempat Wisata Malam di Yogyakarta, Vibes-nya Beda dan Bikin Susah Move On
Mebel dan ukir Jepara memiliki sejarah yang cukup panjang karena kemampuan bertukang dan mengukir yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kebiasaan ini pun seakan terasah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Bahkan, meski terjadi adaptasi yang lebih modern, dengan jiwa seni dan keterampilan yang dimiliki oleh para perajin tetap tertanam dengan kuatnya.
Lantas, seperti apa sejarah dari kota kerajinan ini. Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (8/6/2022).
Tempat Wisata Instagramable di Bogor untuk Liburan Akhir Pekan
Warisan budaya dan tradisi turun temurun ini juga punya sejarahnya tersendiri yang berasal dari sosok pengukir dan pelukis bernama Prabangkara yang hidup di zaman Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit.
Konon dahulu kala Prabangkara sang ahli lukis dan ukir itu dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis isterinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, dia harus melukis melalui imajinasinya karena dia tentu tidak boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.
Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu, membuat lukisan permaisuri seakan mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat ‘tahi lalat’ tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana, sebab lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya!
Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di Belakang Gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Seniman ukir yang terasing itu kemudian hidup di sana dan mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara di mana keahlian itu lestari hingga saat ini.
Mendunia Berkat Kartini
Sosok Raden Ajeng Kartini ternyata juga punya dampak besar dalam memajukan dan mengembangkan seni ukir Jepara. Dia melihat kehidupan para perajin ukir di tanah kelahirannya yang tidak beranjak dari kemiskinan, sesuatu hal ini sangat mengusik batinnya. Kartini kemudian memanggil beberapa perajin dari daerah Gunung Mulyoharjo tempat diwariskannya ilmu seni ukir dari Prabangkara untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cenderamata lain.
Hasil karya itu kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya kualitas karya seni ukir dari Jepara ini mulai dikenal. Pesanan pun banyak berdatangan dan hasil produksi perajin seni ukir Jepara pun bertambah jenisnya.
Seluruh penjualan barang tersebut setelah dikurangi oleh biaya produksi, uangnya diserahkan secara utuh kepada para perajin dan dapat menaikkan taraf hidup mereka yang berkecimpung di bidang ini.
Sementara itu, Raden Ajeng Kartini terus berinisiatif memperkenalkan karya seni ukir Jepara. Dia mencoba untuk menembus pasar global dengan memberikan berbagai cenderamata kepada teman-temannya yang ada di luar negeri.
Kartini pun semakin gencar untuk mempromosikan kerajinan ukiran Jepara. Dia lantas menghubungi Oost en West (asosiasi kerajinan tangan) di Belanda. Kartini meminta mereka untuk membantu mempromosikan produk seni ukir Jepara. Bahkan, R. A Kartini juga mengirimkan hadiah ulang tahun kepada pemimpin tertinggi Negeri Kincir Angin itu yakni Ratu Wilhelmina.
Seluruh upaya Kartini berbuah manis. Permintaan kerajinan ukiran Jepara melonjak berkali-kali lipat dan berhasil dijual dengan harga tinggi. Hal itulah yang menjadi latar belakang keberhasilan Jepara menjadi daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukirannya yang mendunia.
JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan ukiran. Salah satu yang populer adalah Jepara.
Jika membahas Jepara, banyak orang akan langsung terpikirkan sosok R.A Kartini, mengingat wilayah yang terletak di pesisir utara dan termasuk dalam bagian provinsi Jawa Tengah ini merupakan tanah kelahiran dari sosok pahlawan wanita legendaris Indonesia itu.